Saturday, December 25, 2010

Cinta Sahabat ~~

Rasulullah (PBUH) ‘s last moments:
“All jannats open widely waiting for you,” Jibril said.

But, in fact, those all did not make Rasulullah relieve, his eyes were still full of worry.

“You are not happy to hear this news?” asked Jibril.

“Tell me about the destiny of my people in future?” Not for a while, Rasulullah uttered a groan because of unbearable pain. He said:

“O ALLAH, how painful is this sakaratul maut. Give me all the pains of my ummah, I’ll take their pain, me O Allah, hurt me! and not my UMMAH...!”
“Ummatii, ummatii, UMMATI!” –
“My people, my people, my people.”
And the life of the noble man ended.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
RABIUL AWAL 0010 HIJRAH,

Dari kamar itu, di atas pangkuan Aishah al-Humairah, roh mulia yang dikasihi Allah akhirnya terbang pergi menuju kepada Tuhannya setelah menyempurnakan tugas sebagai utusan Allah dengan penuh ketenangan,penuh kemenangan

Dan para sahabat tidak berdaya lagi membendung kesedihan yang menyelubungi jiwa,yang terlalu mencintai kekasih ALLAH,yang terlalu rindunya akan setiap pertemuan dengan kekasih ALLAH..

Ali terduduk kehibaan…

Uthman bagai anak kecil yang kebingungan didera perpisahan…

Abu Bakar…memeluk erat tubuh kaku baginda Rasul…

Kelu lidah Bilal untuk melaungkan azan…

Sehingga Umar berteriak keras memecah kesunyian

“ Sesiapa yang mengatakan Muhammad sudah wafat akan kupukul dirinya. Demi Allah,Muhammad pasti akan kembali”

Dia terus-menerus berteriak…dengan mata merah berkaca-kaca..mundar-mandir di luar kamar mulia itu..menghunus pedang..aksi yang menambahkan sebak bagi setiap hati yang sedang merundung kehilangan cahaya…


Sehingga..

“Duduklah hai Umar…tenangkan dirimu…” Lalu dengan penuh wibawa Abu Bakar menyambung bicaranya “Barangsiapa menyembah Muhammad ,maka sesungguhnya Muhammad telah wafat…tapi barangsiapa menyembah Allah, sesungguhnya Allah itu kekal…!!!

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul.Apakah jika dia mati atau terbunuh kalian akan berpatah balik ke belakang?Dan barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (Ali-Imran: 144)

Umar jatuh terduduk…berdenting pedang jatuh dari gengaman…dengan linangan air mata…dituruti satu persatu ayat yang diucapkan oleh Abu Bakar…kemudian para sahabat yang lain turut membaca dan mengulang-ngulang ayat tersebut..seolah-olah ia menjadi penawar mujarab kepada luka yang ditinggalkan oleh pemergian baginda Rasul…

Bumi Madinah bermuram durja dan ia adalah tempoh kabung yang sangat lama. Bilal meminta izin untuk membawa diri jauh dari Kota Cahaya,alasannya kerana tidak tertahan menanggung kerinduan. Setiap jengkal tanah kota itu memberi kenangan abadi bersama Rasulullah. Sehingga ketika Umar menjadi Khalifah, diutusnya Bilal agar segera kembali lagi ke Madinah… 

 “Pulanglah sahabatku Bilal…jasad baginda pasti merindui lantunan suaramu melaungkan azan…dan kami juga tidak tertahan dengan siksaan kenangan itu…pasti dikau masih ingat…bagaimana ketika baginda Ar-Rasul keletihan dengan tugasan dakwah dan jihad….lantas Yang Mulia..akan meminta darimu… Hai Bilal..rehatkan lah kami dengan solat…dan waktu solat itulah benar-benar memberi kerehatan sempurna bagi tubuh lelah baginda…” 

Berderai air mata Bilal membaca warkah dari teman terbaiknya itu lantas segera langkah diatur menuju kembali ke Kota Cahaya…

Penduduk Madinah gempar, suara Bilal bergema gagah memenuhi ke segenap ruang Kota Madinah. Suara yang mengembalikan nostalgia ketika bersama baginda tercinta,penduduk berduyun-duyun menuju ke arah datangnya suara…

Namun suara itu tidak bertahan lama, sebaik tiba di kalimah ‘Wa asyahaduanna muhammadar rasululluah….’ Bilal terhenti panjang……………. Dia menoleh kepada Umar dan perlahan-lahan berkata “Maaf..aku tak berdaya…….” Dan Umar tertunduk memandang ke bumi….kerana dia juga sangat mengerti akan bahasa cinta yang tak mungkin terungkap dengan kata-kata..

 ** Ya Allah, masih adakah lagi kecintaan seperti itu untuk KekasihMu dalam hati ummat islam pada abad ini? Terlalu jauh kita dipisahkan oleh rentang waktu yang luas. Ya Rasulullah, dan di celah-celah jatuh bangunnya peradaban manusia. Kami tanpa sedar merelakan keasyikkan duniawi bertamu di hati sehingga ia menjadi kecintaan yg digila-gilakan manusia sejagat.

Ya Allah, Rahmatilah setiap dari kami dengan keikhlasan untuk benar-benar mentaatiMu dengan sebenar-benar ketaatan dan sampaikanlah salam kerinduan kami kepada Baginda Mulia, Muhammad S.A.W. (T__T)

No comments:

Post a Comment